Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa BRI berfokus pada penciptaan nilai (value) untuk pertumbuhan berkelanjutan, baik dari aspek ekonomi maupun sosial. Ia menekankan pentingnya pertumbuhan laba dan aset yang berdampak pada dividen dan harga saham, yang pada gilirannya memberikan nilai bagi para pemangku kepentingan.
Berikut adalah beberapa pencapaian penting BBRI selama dua dekade di BEI:
- **2003**: BRI tercatat di BEJ dan BES dengan harga IPO Rp875 per saham dan kapitalisasi pasar mencapai Rp14,70 triliun.
- **2007**: Market cap BBRI menyentuh Rp100 triliun.
- **2011**: BRI melakukan stock split dengan rasio 1:2.
- **2013-2014**: Market cap BBRI mencapai Rp200 triliun.
- **2015-2016**: Market cap BBRI mencapai Rp300 triliun.
- **2017**: BRI melakukan stock split lagi dengan rasio 1:5.
- **2019**: Market cap BBRI menyentuh Rp500 triliun.
- **2020**: Saham BBRI terpengaruh oleh pandemi Covid-19 tetapi pulih dengan cepat.
- **2021**: Market cap BBRI kembali menembus Rp500 triliun dan melakukan rights issue sebesar Rp95,9 triliun.
- **2022**: Market cap BBRI mencapai Rp700 triliun.
- **2023**: Saham BBRI mencapai level tertinggi sepanjang masa (ATH) di Rp5.750 per saham dan market cap mencapai Rp800 triliun.
Sunarso menambahkan bahwa BRI berhasil menjaga kinerja keuangan yang impresif meskipun menghadapi tantangan global, dengan aset yang meningkat 9,93% year on year menjadi Rp1.851,97 triliun dan laba mencapai Rp44,21 triliun, tumbuh 12,47% year on year. Strategi BRI untuk pertumbuhan berkelanjutan meliputi pengembangan nasabah eksisting dan penargetan segmen ultra mikro melalui holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/11/10/372770/20-Tahun-Melantai-di-Bursa...html