NUSA DUA, BALIPOST.com ?Çô Negara-negara yang tergabung dalam AIS Forum mewaspadai dampak pemanfaatan mangrove saat upaya bersama 51 negara partisipan menangani isu perubahan iklim. ?Ç£Berkembang diskusi tentang kesadaran terkait hutan dalam hal ini mangrove dari negara AIS,?Ç¥ kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar di sela penutupan KTT AIS Forum 2023 di BNDCC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Pemanfaatan hutan bakau itu mengemuka di sela agenda pendukung KTT AIS Forum yang membahas terkait mangrove mengingat kondisinya saat ini di sejumlah negara di dunia mengalami kritis. Kritisnya lahan mangrove itu salah satunya disebabkan karena pemanfaatan yang belum memperhatikan aspek keberlanjutan.
Baca juga:
Tahura Ngurah Rai Paling Terancam
Padahal saat ini sejumlah negara termasuk AIS Forum berupaya mengatasi persoalan perubahan iklim yang menjadi tantangan global. ?Ç£Mangrove kemudian menjadi pembahasan intensif karena berbicara hutan di wilayah kepulauan pastinya dari pesisir sampai daratan,?Ç¥ katanya dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (11/10).
Menteri LHK menambahkan Indonesia masih memiliki hutan mangrove terluas di dunia mencapai 120 juta hektare kemudian disusul Papua Nugini mencapai 36 juta hektare, Suriname mencapai sekitar 18 juta hektare dan Filipina mencapai hampir 8 juta hektare. ?Ç£Jadi banyak juga mereka memiliki hutan dan ini bisa menjadi diskusi awal yang akan kami bawa di COP 28,?Ç¥ imbuhnya.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/10/11/367310/AIS-Forum-Waspadai-Dampak-Pemanfaatan...html