Nikel sulfat (NiSO4) adalah bahan prekursor untuk katoda baterai lithium atau baterai kendaraan listrik. Selain nikel sulfat, pabrik juga akan memproduksi kobalt sulfat (CoSO4) yang merupakan bahan katoda baterai lithium.
Dua bahan baku baterai listrik tersebut berasal dari pengolahan bijih nikel kadar rendah atau limonit 1,1-1,5 persen.
Mengutip prospektus Harita Nickel, metode pengolahan limonit menggunakan High Pressure Acid Leach (HPAL), yaitu proses hidrometalurgi mainstream yang memanfaatkan suhu tinggi, tekanan tinggi, dan asam sulfat untuk memisahkan nikel dan kobalt dari bijih nikel laterit.
?Ç£Kami masih menunggu perkembangan uji coba ini untuk menentukan target operasional (pabrik nikel sulfat),?Ç¥ kata Head of Technical Support HPL Rico W Albert di Pulau Obi, Halmahera Selatan, dikutip Nikel.co,id, Rabu (12/4/2023).
Kapasitas pengolahan HPL mencapai 7,6 juta ton limonit per tahun yang diolah menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan produk akhirnya adalah nikel sulfat dan kobalt sulfat. Investasi itu menelan biaya US$1,1 miliar atau sekitar Rp16,5 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).
Sumber asli: https://nikel.co.id/2023/04/12/akhirnya-indonesia-miliki-pabrik-nikel-dan-kobalt-sulfat-pertama-terbesar-di-dunia/