Aksara mengungkapkan bahwa perilaku MN sangat tidak pantas, bahkan menyerupai perilaku preman, dan tidak mencerminkan sikap siswa yang sopan. "Atas nama anak kandung saya, saya meminta aparat menindak tegas siswa yang berusaha menebas ibu saya di kelas," jelas Aksara saat diwawancarai media pada Kamis malam (16/11).
Menurutnya, perilaku MN benar-benar keterlaluan. Ketika dimarahi karena tidak memakai sepatu ke sekolah, MN menjadi kalap dan melakukan pembacokan. "Awalnya, saat di kelas, ibu saya melihat anak tersebut tidak memakai sepatu dan memarahinya. Tanpa diduga, anak tersebut langsung melempar kursi dan melukai kaki ibu saya," ungkap Aksara.
Peristiwa tersebut berhasil diselesaikan oleh dua siswa bernama Alam dan Fajri, yang membantu membawa pelaku ke bawah dan berencana menyerahkannya ke ruang guru untuk meminta nasihat. Namun, MN pulang untuk mengambil senjata sejenis parang (bendo). "Tak disangka, MN kembali ke ruang kelas di lantai atas dan mengayunkan parang secara membabi buta hingga melukai tangan ibu saya," katanya.
Kejadian itu sontak membuat kelas riuh, dan siswa kelas 8 berteriak histeris. Terkait insiden mengkhawatirkan ini, Aksara berharap Dinas terkait dapat memberikan pembinaan yang serius. "Pembinaan yang paling baik adalah dengan memberikan efek jera, yakni pidana penjara," tegas Aksara.