Anak Muda Bali Mulai Tinggalkan Pertanian,?áSolusinya ?Ç£Urban Farming?Ç¥

Wilayah
Bali
Kategori
Pertanian
Penulis
Tidak diketahui
Tanggal
2023-09-27
Views
0
Pertanian modern menjadi salah satu solusi untuk kembali menggairahkan sektor pertanian. Namun, pertanian modern tak mudah dilakukan karena pengolah lahan pertanian lebih banyak dilakukan petani lansia di lahan yang sempit. Cara terbaik adalah lewat Urban Farming dan Smart Farming

Pakar pertanian Prof. Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.MA., Selasa (25/9) mengatakan, pertanian khususnya pada subsektor tanaman pangan belum banyak diminati oleh generasi muda karena pendapatan dari usahataninya belum sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan termasuk tenaga kerjanya. Generasi muda selalu memperhitungkan profit yang tinggi dari kegiatan berproduksi dengan cara meningkatkan efisiensi biaya dan meningkatkan produktivitas serta kualitas.

Pada usahatani tanaman pangan membutuhkan areal sawah yang relatif luas, misalnya 1 ha. Namun, fakta di lapangan menunjukan bahwa rata-rata penguasaan lahan sawah petani di Bali adalah 0,35 ha sehingga usahataninya menjadi tidak efisien. Akibatnya, tingkat pendapatan mereka menjadi relatif rendah.

Menurut Rektor Dwijendra University ini, bagi generasi milenial, usahatani yang dapat ditekuni adalah urban farming yang dapat dikelola menggunakan teknologi budi daya pertanian yang lebih tinggi. Periode panennya lebih pendek yang disertai dengan tingkat harga lebih layak dibandingkan tanaman pangan seperti padi.

Baca juga:

Pengundian Nomor Urut Paslon Digelar Besok

Ketua Komunitas Petani Muda Keren (PMK) A.A. Gede Wedhatama mengatakan, pertanian modern tidak sulit diterapkan yang penting ada kemauan dari petani untuk melakukan itu. Percepatan pertanian modern dapat dilakukan dengan memberikan stimulus pada petani yang ada saat ini, karena petani tidak hanya perlu edukasi tapi juga praktik langsung di lapangan. ?Ç£Namun banyak terjadi petani dipaksa mandiri untuk melompat menggunakan teknologi ini. Mungkin ada yang bisa tapi tidak banyak,?Ç¥ ujarnya.

Menurutnya pemerintah harus memberikan support stimulasi karena ia melihat tiga tahun terakhir, stimulus pertanian modern lebih banyak diberikan oleh stakeholder ke petani seperti Bank Indonesia, CSR perbankan. ?Ç£Pemerintah tiga tahun ini sering mengundang saya sebagai pembicara, datang ke kebun kami tapi tidak melakukan apa?Çôapa terkait penerapan smart farming,?Ç¥ ungkapnya.

Selain itu ia melihat program pemerintah setiap tahunnya itu?Çôitu saja seperti berkutat seputar bibit dan pupuk. Sehingga terjebak pada cara?Çô cara lama dan tidak ada pengembangan teknologi untuk pertanian.

Baca juga:

Puluhan Anggota Kodim 1619 Tes Urine

Hal itu menurutnya yang membuat petani dan anak muda di banyak tempat belum merasakan impact dari smart farming.

Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/09/27/364599/Anak-Muda-Bali-Mulai-Tinggalkan...html

Tags: petani pertanian modern smart farming