Seorang anggota Ditpolairud Polda Sultra, Bripka A, melepaskan lima tembakan tidak terarah di Perairan Cempedak, Desa Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, hingga menyebabkan dua nelayan tewas. Informasi ini disampaikan oleh Direktur Polairud Polda Sultra, Kombes Pol Faisal Florentinus Napitupulu.
Insiden terjadi saat Bripka A mendapat laporan adanya dugaan aktivitas pemboman ikan di wilayah tersebut. Pada Jumat (24/11) dini hari, Bripka A bersama rekannya Bripka R dan tiga motoris berangkat menuju lokasi menggunakan kapal fiber milik warga. Setibanya di lokasi, mereka menemukan sebuah kapal nelayan dengan empat orang yaitu Maco (39), Putra (16), Ucok (24), dan Alung (16).
Saat Bripka A naik ke kapal nelayan dan memeriksa, ditemukan gabus yang diduga berisi bahan peledak. Namun, saat itu kapal nelayan tiba-tiba melaju cepat sehingga Bripka A terjatuh dan mengalami luka. Karena situasi memanas dan satu nelayan mencoba merebut senjatanya, Bripka A melepaskan satu tembakan pertama dan kemudian lima tembakan tidak terarah. Para nelayan melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.
Maco mengalami luka tembak di dada dan tangannya nyaris putus, dan kemudian ditemukan meninggal dunia mengapung di laut. Putra juga meninggal dunia pada Minggu (26/11) sore. Dua nelayan lainnya, Alung dan Ucok, masih dirawat di rumah sakit.
Dalam kasus ini, tujuh saksi sudah diperiksa. Bripka A dan Bripka R telah diamankan oleh Bid Propam Polda Sultra dan ditempatkan di penempatan khusus. Polisi masih terus menyelidiki kasus ini dan berjanji mengungkap fakta secara transparan.