Inspektur Utama BKKBN RI, Ari Dwikora Tono, dalam Rapat Kerja Daerah Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana, Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bali Tahun 2024, di Harris Hotel Sunset Road, Kuta, Badung, Kamis (28/3), mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting nasional turun menjadi 14% di tahun 2024. Untuk Bali, targetnya lebih ambisius, yaitu mencapai 6,15% pada tahun ini.
Optimisme Pemprov Bali dan Peran Edukasi
Menanggapi target tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menyatakan optimisme Pemprov Bali untuk dapat menurunkan angka prevalensi stunting lebih jauh. "Kita di Bali walaupun sudah terendah nasional tapi angka 7,2% itu masih bisa kita turunkan. Kita punya keyakinan bahwa dengan kerja sama kita bisa turunkan terus. Maka saya mengajak teman-teman ayo 7,2% itu kita turunkan terus bahkan kalau bisa kita nol kan," ujar Dewa Made Indra.
Capaian penurunan prevalensi stunting di Bali, menurutnya, tidak terlepas dari kerja sama semua komponen, baik masyarakat maupun pemerintah daerah, yang memiliki komitmen kuat.
Dewa Made Indra juga menampik anggapan bahwa kemiskinan ekstrem menjadi penyebab utama stunting di Bali. Ia mencontohkan Kabupaten Gianyar yang secara ekonomi relatif baik namun masih memiliki kasus stunting. Ia menilai masalah stunting lebih banyak disebabkan oleh kurangnya edukasi mengenai pentingnya cakupan gizi anak mulai dari masa pranikah, hamil, melahirkan, hingga kesehatan dan gizi bayi sampai usia dua tahun.
Kolaborasi dengan Desa Adat dan Tokoh Keagamaan
Pemerintah Provinsi Bali, bekerja sama dengan BKKBN Provinsi Bali, telah menggalakkan upaya penurunan stunting dengan melibatkan desa adat, organisasi keagamaan, serta tokoh keagamaan. Dewa Made Indra menekankan bahwa upaya ini harus dimulai dari hulu, yaitu pada masing-masing wilayah desa adat. Pemerintah telah mengimbau setiap bendesa atau pemimpin adat untuk melaporkan dan mengumpulkan pasangan muda-mudi yang akan menikah agar diberikan edukasi pranikah oleh tim pendamping dari BKKBN Provinsi Bali yang tersebar di setiap desa.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2024/03/29/393944/Angka-Prevalensi-Stunting-Provinsi-Bali...html