Kepala Disdikpora, Made Astika, menyebut beberapa desa seperti Pangkung Paruk (Seririt) dan Julah (Tejakula) sebagai wilayah rawan putus sekolah. Faktor penyebab putus sekolah antara lain: ekonomi keluarga, jarak ke sekolah, kurangnya informasi dan minat orang tua serta siswa, serta sakit atau disabilitas.
Anak-anak yang teridentifikasi akan diarahkan ke program pendidikan kesetaraan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) atau Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Tim Disdikpora fokus pada pendampingan untuk menarik minat anak kembali ke pendidikan, meski tidak bisa memaksa.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2024/07/21/410118/Antisipasi-Siswa-Tercecer,Disdikpora-Buleleng...html