"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan cukup tinggi di Gunung Semeru," kata Wafid dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (29/3/2024).
Ia menjelaskan bahwa akumulasi material hasil erupsi (letusan dan aliran lava) serta pembentukan scoria cones berpotensi menjadi guguran lava pijar atau awan panas. Material ini, jika berinteraksi dengan air hujan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru, berpotensi menjadi lahar. Interaksi material bersuhu tinggi dengan air sungai juga berpotensi memicu erupsi sekunder.
Tingkat Kegempaan dan Rekomendasi
Jumlah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan Gunung Semeru masih tinggi, terutama gempa letusan, guguran, dan harmonik. Gempa vulkanik dalam dan harmonik mengindikasikan adanya suplai magma di bawah permukaan Semeru, pelepasan material ke permukaan, serta penumpukan material letusan di sekitar kawah Jonggring Saloko.
"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini," tegas Wafid.
Masyarakat direkomendasikan untuk:
Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, tidak boleh beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sumber asli: https://republika.co.id/berita/sb39cg370/badan-geologi-paparkan-kondisi-gunung-semeru-setelah-erupsi