Pasalnya, kata Firman lagi, perekonomian global menunjukkan kinerja pertumbuhan yang melambat serta ketidakpastian yang makin meningkat.
?Ç£Yang menjadi perhatian adalah aliran modal asing yang masuk dan risk appetite yang berubah. Ini mendorong readjustment portofolio global yang secara keseluruhan memberikan tekanan depresiasi cukup besar. Faktor ini yang ingin kami mitigasi segera,?Ç¥ kata Firman, seperti dilaporkan
Antara
, Selasa (24/10/2023).
Firman menjelaskan perlambatan ekonomi global turut dibarengi dengan divergensi yang makin melebar. Perekonomian Amerika Serikat yang diperkirakan melandai justru menunjukkan penguatan dari sisi permintaan domestik.
Sementara itu, China yang diharapkan bergerak membaik seiring dengan pelepasan restriksinya, justru menunjukkan perkembangan ekonomi yang terus menurun.
Pada saat yang sama, terjadi eskalasi geopolitik di Timur Tengah yang berdampak pada peningkatan harga energi serta kenaikan harga pangan. Gejolak pada kedua komoditas strategis tersebut berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian domestik.
BI juga turut mempertimbangkan kebijakan moneter Amerika Serikat yang diperkirakan masih bertahan dengan suku bunga yang tinggi hingga semester pertama 2024.