Direktur Dittipidsiber Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Adi Vivid A. Bachtiar, menyatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan KPU untuk menyelidiki dugaan kebocoran tersebut.
“Dugaan kebocoran data KPU kami temukan dari hasil patroli siber yang dilakukan anggota kami. Saat ini, CSIRT (Computer Security Incident Response Team) sedang berkoordinasi langsung dengan KPU sekaligus melakukan penyelidikan,” ujar Vivid, Rabu (29/11/2023).
Isu ini mencuat setelah peretas anonim bernama “Jimbo” mengklaim telah meretas situs KPU dan mengakses data pemilih. Jimbo membagikan 500 ribu data contoh di situs BreachForums, yang sering digunakan untuk menjual data hasil peretasan. Ia juga memverifikasi kebenaran data dengan membagikan tangkapan layar dari situs **cekdptonline.kpu.go.id**.
Dalam unggahannya, Jimbo menyebut ia memperoleh 252 juta data, namun setelah penyaringan ditemukan 204.807.203 data unik—angka yang hampir sama dengan jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU, yakni 204.807.222 pemilih dari 514 kabupaten/kota dan 128 perwakilan luar negeri.
Data yang diklaim diakses mencakup informasi sensitif, seperti nomor induk kependudukan (NIK), nomor kartu keluarga (KK), nomor KTP, nomor paspor pemilih luar negeri, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal dan tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, hingga kode TPS.
KPU saat ini berkoordinasi dengan Satgas Siber Pemilu dan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) untuk memastikan keamanan data.
“Kami meminta bantuan Satgas Siber, sekarang BSSN yang bekerja,” kata anggota KPU RI, Betty Epsilon Idroos, Selasa (28/11).
Betty mengonfirmasi KPU menerima laporan dugaan pembobolan data oleh “Jimbo” dan kini melakukan penelusuran bersama kementerian serta lembaga terkait untuk memverifikasi sumber kebocoran tersebut.
Sumber asli: https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2023/bareskrim-temukan-dugaan-kebocoran-data-pemilih-di-kpu/