Amplifikasi tanah adalah fenomena percepatan getaran gempa dari batuan dasar ke permukaan, yang meningkatkan risiko kerusakan bangunan. Semakin besar amplifikasi, semakin parah kerusakan yang mungkin terjadi.
Usai gempa dahsyat yang mengguncang Tuban dan Bawean pada Jumat (22/3/2024), yang juga berdampak di Surabaya, Amien menyarankan pemerintah daerah memperketat asesmen risiko tanah dan bangunan. Ia mencontohkan kerusakan di Rumah Sakit Unair yang menyebabkan evakuasi pasien sebagai indikasi perlunya pemetaan risiko.
Amien menjelaskan, risiko gempa tergantung kombinasi kondisi tanah dan kualitas bangunan:
Tanah buruk + bangunan buruk = risiko tinggi
Tanah baik + bangunan buruk = risiko sedang
Tanah baik + bangunan baik = risiko rendah
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa sebelum mendesain struktur bangunan tahan gempa, pemetaan dan pengecekan kondisi tanah harus didahulukan, terutama pada daerah dengan tanah endapan yang rawan amplifikasi.
Sementara itu, BMKG mencatat hingga Sabtu (23/3/2024) pagi sudah terjadi 150 kali gempa susulan setelah gempa utama Jumat siang, termasuk dua gempa signifikan bermagnitudo 6,0 dan 6,5 yang episenternya berada dekat Pulau Bawean.
Amien juga mengingatkan pentingnya edukasi masyarakat dan pemerintah daerah terkait mitigasi gempa di wilayah yang dilewati sesar aktif seperti di Jawa Timur, agar dampak gempa di masa depan dapat diminimalisir.