Perbekel Desa Galungan, I Nyoman Suksema, menjelaskan bahwa kebakaran hutan ini dilaporkan oleh warga sejak pagi hari, sekitar pukul 08.30 WITA, namun api baru terlihat jelas pada malam hari. Video yang diunggah di media sosial menunjukkan kobaran api yang terlihat dari pemukiman warga, meskipun lokasi kebakaran berjarak sekitar tiga kilometer dari pemukiman.
Suksema menambahkan bahwa ini adalah kejadian kebakaran hutan pertama di wilayah tersebut, yang dipicu oleh musim kemarau panjang. Ia menyebutkan bahwa yang terbakar adalah ranting-ranting di tebing, dan lokasi kebakaran jauh dari pemukiman.
Kasi Perencanaan, Pemanfaatan, Penggunaan, dan Perlindungan Hutan (P4H) dan KSDAE Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Bali Utara, Ida Bagus Kade Wira Negara, mengonfirmasi bahwa ada sembilan titik api yang saat ini sudah dapat dikendalikan. Pemadaman dilakukan dengan teknik sekat bakar dan penyiraman manual, karena lokasi kebakaran merupakan hutan lindung yang tidak memungkinkan penggunaan mobil pemadam.
Wira Negara juga menyebutkan bahwa kebakaran diduga disebabkan oleh gelombang panas akibat fenomena El Nino, dan embusan angin yang mempercepat penyebaran api. Saat ini, fokus utama adalah pemadaman api dan penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab kebakaran.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/10/22/369407/Belasan-Hektar-Lahan-di-Lereng...html