Contohnya, Bendungan Palasari di Jembrana telah mengalami penyusutan air selama sebulan terakhir, dengan kondisi yang jauh lebih buruk dibandingkan tahun 2019 saat El Nino terjadi. Dari kapasitas tampung sekitar 8 juta meter kubik, kini hanya tersisa sekitar 200 ribu meter kubik, menyebabkan tanah dasar bendungan pecah-pecah akibat kekeringan yang berkepanjangan.
Di Karangasem, hampir semua embung mengalami kekeringan, dengan 8 dari 17 embung sudah kehabisan air. Embung Pasar Agung, misalnya, telah menunjukkan level ketinggian air di titik nol, menandakan bahwa air sudah habis. Di Buleleng, dua bendungan juga mengalami penyusutan, dengan Bendungan Titab di Busungbiu mengalami penurunan air sejak dua bulan lalu, dan Bendungan Gerokgak menyusut sejak Agustus.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak lebih lanjut terhadap pertanian dan ketersediaan air di Bali.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/11/04/371744/Bendungan-dan-Embung-Mulai-Mengering.html