Tapi sang istri, Rina Lauwy, memilih menjalani hidup sederhana dengan menjual jajanan pasar seharga Rp15.000-Rp25.000 di Ambasador Mall lantai 4, di toko bernama Bingkisan Indonesia, Jakarta. Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah ini?
Meski data keras mengenai korupsi sulit diperoleh, namun gambaran kasar mengenai korupsi di negara ini, dapat kita telusuri dari berbagai laporan di berbagai media. Sebagai contoh, kita bisa mengakses laporan mengenai Indeks Persepsi Korupsi yang dilakukan oleh Transparancy International 2022, yang menilai 180 negara berdasarkan skala 0 ?Çô 100. Lembaga itu melaporkan bahwa,?á berdasarkan skor, Indonesia menduduki ranking 110 dari 180 negara yang diindeks, di mana negara yang menduduki ranking 180 dianggap paling korup di sektor publiknya.
Jumlah kasus korupsi di negeri ini, nyaris tidak terhitung banyaknya. Menurut data Komunisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dari tahun 2004 sampai Agustus 2023, ada 1389 kasus termasuk kasus-kasus besar seperti: kasus korupsi PT Asabri, kasus korupsi Jiwasraya, kasus korupsi Bank Century, kasus korupsi Pelindo II, kasus korupsi Kota Waringin Timur, kasus korupsi BLBI, kasus korupsi Hambalang, dan terakhir kasus korupsi BTS yang menghebohkan. Merebaknya kasus-kasus korupsi dengan penyelesaian yang tidak tuntas ini, membuat masyarakat semakin pesimis dan kehilangan kepercayaan terhadap slogan pemerintah, ingin menumpas korupsi sampai ke akar-akarnya. Tetapi menurut penulis, selalu ada cahaya di ujung terowongan gelap. Kejahatan korupsi masih bisa diatasi, pertama-tama, ketika ada niat baik untuk memahami penyebab terjadinya korupsi.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/09/04/359874/Benteng-Terakhir-Lawan-Korupsi.html