Pembangunan proyek ini telah berlangsung selama kurang lebih tiga tahun dan merupakan hasil kolaborasi global antara PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLN telah merencanakan pembangunan PLTS ini sejak tahun 2021. Ia menekankan bahwa PLTS Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk memasok energi bersih bagi sistem kelistrikan wilayah Jawa Bali.
"PLTS Terapung Cirata menjadi etalase kerja sama global dalam mewujudkan penurunan emisi dan percepatan transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Dengan kapasitas yang masif, PLTS ini tentunya akan membantu masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang lebih hijau," ungkap Darmawan.
Proyek ini terdiri dari 13 pulau/arrays dengan lebih dari 340 ribu panel surya yang dapat menghasilkan listrik untuk disalurkan ke lebih dari 50 ribu rumah. Selain itu, ribuan tenaga kerja dan UMKM lokal turut berpartisipasi dalam pembangunan proyek ini.
Darmawan juga menyampaikan bahwa tarif PLTS Terapung Cirata sangat kompetitif dan akan meningkatkan kemandirian melalui pemanfaatan energi dari sumber daya alam lokal. Proyek ini juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan energi hijau, baik melalui Renewable Energy Certificate (REC) PLN maupun perdagangan karbon.
"Kita memiliki misi bersama untuk menyelamatkan bumi, tetapi di sisi lain juga tetap menjaga pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menyejahterakan masyarakat," pungkas Darmawan.
Dengan peresmian ini, diharapkan PLTS Terapung Cirata dapat menjadi langkah signifikan dalam transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/besok-diresmikan-presiden-ini-profil-plts-terapung-cirata/