Kepala Pusat Data BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa mayoritas warga mengungsi bukan karena kerusakan rumah, melainkan trauma terhadap gempa susulan dan kekhawatiran akan tsunami akibat isu menyesatkan yang beredar.
Hingga kini, tercatat telah terjadi 238 kali gempa susulan, dengan episentrum di sekitar 132 km Timur Laut Tuban. Akibat gempa tersebut, ribuan rumah rusak: 2.654 unit rusak ringan, 1.177 rusak sedang, dan 779 rusak berat, serta 78 sekolah, 5 rumah sakit, 156 tempat ibadah, dan 8 gedung mengalami kerusakan.
Kerusakan tersebar di sejumlah wilayah, termasuk Sidoarjo, Pamekasan, Bojonegoro, Lamongan, Surabaya, dan Tuban. Sebagai respons, BPBD Gresik mendirikan posko darurat di Desa Dekatagung, Desa Lebak, dan Kantor Kecamatan Sangkapura, serta menyalurkan bantuan logistik dan kebutuhan dasar bagi pengungsi
Sumber asli: https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2024/bnpb-catat-17-644-warga-bawean-terdampak-gempa-dan-mengungsi/