Belakangan, daya tarik sebuah pertunjukan Calon Arang tidak hanya disihir oleh rinding seramnya saja, namun karena guyuran banyolan para Bondres-nya. Betapa masyarakat kekinian merespons begitu sumringahnya bumbu humor Bondres dalam jagat seni pertunjukan tersebut, dapat ditengok pada pementasan wayang kulit
?Ç£Cenkblonk?Ç¥ Dalang I Wayan Nardayana.
Melalui lawakan dua tokoh rakyat yang non pakem, Nang Klenceng dan Nang Eblong?Çôpemunculannya
ditunggu-tunggu penonton?Çôseni bayang-bayang tradisional Bali yang berbingkai artistik klasik berbalur muatan moral ini, terasa enteng, ringan, melipur dan menghibur. Belum dijumpai sumber muasalnya kenapa karakter itu menyandang sebutan Bondres.
Ada yang menduga dari kata mores yang bermakna tak rapi dan kumuh. Mirip maknanya dengan kata tersebut adalah meremes yang dalam bahasa Bali artinya belepotan seperti contohnya saat makan ada remih-remih yang disantap berceceran di mana-mana.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/03/04/326489/Bondres,Lawak-Humanis.html