*Laporan oleh Billy Patoppoi*
Sabtu, 21 Oktober 2023 | 15:36 WIB
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan sedang mempelajari cara tumbuhan beradaptasi untuk bertahan hidup di tengah ekosistem yang semakin terhimpit oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim.
"Kami mencoba mempelajari bagaimana tumbuhan bisa bertahan hidup di kondisi lingkungan yang sudah tidak ideal lagi," kata Mutiara Pitaloka, Peneliti Ekofisiologi Tumbuhan BRIN, dalam sebuah pernyataan yang dikutip di Jakarta, Sabtu (21/10/2023).
Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), total tanaman yang sudah langka saat ini mencapai sekitar 769 spesies, sedangkan tanaman yang terancam punah mencapai 62 ribu spesies.
Mutiara menuturkan bahwa jumlah tanaman yang terancam punah dan langka cukup banyak. Kelangkaan tumbuhan ini menjadi perhatian serius yang harus diatasi agar tumbuhan tetap eksis. "Mungkin kita masih belum terlalu memikirkan bagaimana ke depannya jika tumbuhan itu punah. Tapi pada kenyataannya, sudah ada begitu banyak spesies tumbuhan yang punah maupun terancam punah di muka bumi ini," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa tumbuhan di Indonesia yang membutuhkan perhatian serius, salah satunya adalah kelompok tanaman magnolia. Indonesia memiliki lima tumbuhan endemik, tetapi empat di antaranya terancam punah. Perbandingan jumlah spesies endemik dan spesies terancam punah sangat mengkhawatirkan.
"Berangkat dari kekhawatiran ini, kami mulai menganalisis dan memperhatikan penyebab kepunahan pada tumbuhan tersebut," kata Mutiara.
Dia memaparkan bahwa penyebab kepunahan tumbuhan antara lain adalah pembukaan lahan pertanian. Menurutnya, pembukaan lahan untuk produksi sumber makanan dan penggunaan lahan untuk pemukiman juga mengancam keberadaan tumbuhan. Selain itu, pemanasan global juga berkontribusi terhadap kepunahan tumbuhan. Bahkan, membawa spesies tumbuhan dari satu daerah ke daerah lain dapat berdampak buruk bagi tanaman endemik di lokasi tersebut.
"Kemudian ada eksploitasi berlebih berupa penebangan hutan yang berlebihan untuk diambil kayu, yang bisa berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup tumbuhan," kata Mutiara.
"Kalau kita amati dari semua sebab kepunahan tumbuhan itu, kita bisa simpulkan bahwa faktor terbesar bagi perubahan lingkungan adalah manusia. Pembukaan lahan untuk pertanian, pembukaan lahan untuk pemukiman, perubahan iklim karena kita tidak menjaga lingkungan, dan membawa spesies eksotis ke daerah lain juga disebabkan oleh manusia," pungkasnya.
Sumber asli: https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2023/brin-pelajari-cara-tumbuhan-beradaptasi-di-tengah-perubahan-iklim/