Laporan oleh Billy Patoppoi
Rabu, 8 November 2023 | 19:13 WIB
AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Ketua DPD RI, menyatakan bahwa keris adalah jati diri bangsa Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat membuka Pameran Seni Tosan Aji Reinkarnasi Majapahit yang diselenggarakan oleh Yayasan Keluargi Ageng Condro Budaya Aji Nuswantara di Gedung Balai Pemuda Surabaya pada Rabu, 8 November 2023.
LaNyalla menjelaskan bahwa keris telah ada sejak ribuan tahun lalu, seiring dengan perkembangan peradaban bangsa Indonesia, dan hal ini tertulis dalam banyak prasasti yang ditemukan di Indonesia. "Tidak sedikit sejarawan yang telah melakukan penelitian dan penulisan tentang keris di Nusantara ini. Dan keberadaan keris di Nusantara dapat dibuktikan secara arkeologis melalui sejumlah prasasti yang ditemukan," kata LaNyalla.
Ia mencatat bahwa ada 11 prasasti yang dibuat antara abad VII hingga IX Masehi yang meriwayatkan keberadaan keris Nusantara, mulai dari Prasasti Tukmas di tahun 842 Masehi hingga Prasasti Sanggaran di tahun 928 Masehi. "Oleh karena itu, keputusan UNESCO yang menetapkan keris Indonesia sebagai Karya Agung Warisan Kemanusiaan pada tahun 2005 silam, sudah tepat," ujarnya.
LaNyalla juga mengingatkan agar masyarakat cermat dalam memandang keris yang sering disakralkan. Ia menekankan bahwa setiap benda bisa membawa manfaat atau mudharat. "Allah SWT sudah mengingatkan kita bahwa iblis dan syaitan akan terus berusaha membelokkan kita ke dalam kemusyrikan sampai hari kiamat nanti. Salah satunya bisa melalui benda-benda yang diagungkan oleh manusia," tuturnya.
Sebagai pelestari dan kolektor keris, LaNyalla menyadari bahwa setiap benda memiliki unsur yang terdiri dari molekul, yang bisa mengandung unsur positif atau negatif, tergantung situasi dan kondisi. "Sebagai muslim, saya meyakini firman Allah dalam Al-Quran yang menyebutkan bahwa alam dan isinya berzikir kepada Allah SWT. Artinya ada gerakan molekul di dalamnya. Begitu juga dengan keris pusaka," paparnya.
Ia menjelaskan bahwa ada tiga unsur penting dari keris pusaka: bahan, pembuatnya, dan pemegangnya. Jika ketiganya positif, maka keris tersebut juga bagus. "Namun yang paling penting, kita atau manusialah yang menguasai benda itu. Artinya, keris semata sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan," tegasnya.
Andi Budi Sulistiyanto, Ketua Panitia Pameran, menambahkan bahwa masyarakat Jawa Timur, baik pejabat maupun rakyat, tidak boleh melupakan sejarah Majapahit. "Sebagai Ketua DPD, Pak LaNyalla tidak hanya memperhatikan masyarakat daerah tetapi juga sangat konsen dalam bidang budaya," ucap Gus Andi, sapaan akrabnya.
Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya dan sejarah bangsa, khususnya terkait dengan keris sebagai warisan budaya yang berharga.