Dihadapan para pelaku UMKM peserta BDF, Ny. Putri Koster menyampaikan situasi kondisi dari tenun Endek maupun songket di Bali. Dimana kondisinya saat ini 83% kain tenun yang beredar di pasaran tidak ditenun oleh para perajin di Bali, melainkan di tenun di luar Bali. Tidak hanya itu, motif-motif songket yang unik dan khas Bali juga ditiru dan diproduksi secara masif dan dijual di pasaran sebagai kain songket bordir.
Baca juga:
Begini Perayaan Pagerwesi di Buleleng
Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini menambahkan kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan terjadi terus menerus. Halini memberi dampak sangat signifikan terhadap keberlangsungan kain tenun Endek maupun songket yang merupakan warisan leluhur kita. Jika kondisi ini dibiarkan, maka kita akan kehilangan pasar, kehilangan tenaga kerja, serta perekonomian kita menjadi lemah dan hal terburuk kita bisa kehilangan kain tradisional karena tidak ada lagi perajin yang mau menenun karena dikalahkan oleh produksi pabrik ataupun hasil tenun dari luar Bali.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/08/18/356685/Buleleng-Development-Festival-2023,Ny...html