NEGARA, BALIPOST.com – Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, mengadakan pertemuan terkait Surat Edaran Nomor 683 Tahun 2023 tentang Pementasan Tari Joged Bumbung. Ia menyoroti adanya penyimpangan dalam pementasan tari ini yang berpotensi memenuhi kualifikasi pornografi dan pornoaksi, baik dalam pertunjukan langsung maupun di media sosial. Hal ini sangat disayangkan, mengingat Tari Joged Bumbung telah diakui sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO sejak 2015.
Bupati Tamba meminta masyarakat Jembrana dan pihak terkait untuk berperan aktif dalam menghormati, melindungi, dan melestarikan pakem serta tata cara pementasan Tari Joged Bumbung. Dalam surat edarannya, ia menegaskan pentingnya pembinaan yang intensif terhadap sekaa/sanggar/kelompok seni Tari Joged Bumbung agar sesuai dengan pakem dan etika pementasannya.
Ia juga menginstruksikan PolPraDes, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa untuk mengawasi pementasan yang tidak sesuai pakem. Jika ditemukan pelanggaran, penyelenggara akan diminta bertanggung jawab dan pementasan yang melanggar akan dibubarkan. Bupati Tamba menekankan bahwa pementasan yang tidak sesuai pakem dapat dikenakan sanksi sekala dan niskala.
Bupati juga meminta para Youtuber dan pegiat media sosial untuk tidak menyebarkan konten Tari Joged Bumbung yang mengandung unsur pornografi. Ia berkomitmen untuk mendukung pelestarian Tari Joged Bumbung klasik dengan memberikan apresiasi kepada seniman dan melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan pemerintah daerah.
Ketua Yayasan Jogeg Bumbung Klasik Jembrana, I Gede Andaya Sukalana, mendukung kebijakan Bupati Tamba dan berharap dapat melindungi Tari Joged Bumbung agar berkembang sesuai pakem. Ia menegaskan bahwa di Yayasan Jogeg Bumbung Klasik, pementasan yang tidak sesuai pakem tidak akan terjadi karena mereka memiliki aturan ketat terkait pementasan.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/11/23/374953/Bupati-Jembrana-Tolak-Joged-Porno...html