Pada Selasa (07/11), Moses Hendry mendatangi lokasi tempat tinggal Muhammad Sarli. Tanpa adanya listrik untuk penerangan, tidak ada kamar mandi, dan kondisi tidur di tengah reruntuhan kayu serta tumpukan sampah di antara semak belukar, tampak Mbah Sarli duduk dalam kegelapan saat ditemui. Ia menyapa dan menjawab semua pertanyaan Moses Hendry dengan sangat ramah.
"Bapak ikut kita ya, agar kita bisa berikan tempat tinggal, makan agar bapak bisa mendapatkan fasilitas yang lebih layak?" ucap Moses.
Namun, ajakan Moses Hendry ditolak oleh Mbah Sarli. "Tidak pak, saya doakan bapak saja dari sini. Kalau bisa bangunan ini diperbaiki saja pak," jawabnya.
Pada kesempatan yang sama, Moses Hendry juga bertemu dengan Pak Man (55), salah satu warga yang selalu menemani Sarli di kala luang. Di situ, Pak Man menceritakan segala kondisi Sarli kepada Moses Hendry.
"Kami akan kirim makan dan rokok Mbah Sarli setiap hari, pak, karena Mbah Sarli tidak mau diajak pindah. Maka mari kita pikirkan bagaimana solusinya agar kita bisa memberikan yang terbaik untuk Mbah Sarli, mengingat kondisi beliau yang setua ini dan sudah tidak memiliki sanak saudara," tambah Moses Hendry.
"Selama ini saya memang bergerak di bidang sosial, mengingat masih banyak sekali saudara-saudara kita di pelosok desa atau di daerah-daerah yang membutuhkan uluran tangan para dermawan. Dan saya terus konsisten dalam berbuat kebaikan. Jangan memandang saya siapa dan darimana, tapi semua ini karena kemanusiaan. Apabila ada orang yang membutuhkan uluran tangan dari kami, kami siap membantu," tutupnya.