Agung Wedhatama mengungkapkan bahwa banyak sawah di daerah seperti Canggu, Munggu, Ubud, dan Pejeng yang telah diubah menjadi vila karena petani merasa lelah mengolah sawah tanpa hasil yang jelas. Ia menyoroti perlunya regulasi pemerintah yang mendukung pertanian, mulai dari insentif pajak hingga kemudahan akses pasar.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi petani adalah ketidakpastian pasar, yang membuat mereka kesulitan dalam menentukan jenis tanaman yang akan ditanam. Oleh karena itu, ia mendorong petani untuk bersatu dalam satu wadah untuk mengatasi masalah pemasaran dan memastikan bahwa mereka mengetahui kebutuhan pasar sebelum menanam.
Agung juga menekankan pentingnya memberdayakan anak muda agar mereka dapat melihat pertanian sebagai sumber kesejahteraan. Ia mengusulkan agar pariwisata mendukung pertanian, dengan fokus pada hasil pertanian dan bukan pada pembangunan vila. Ia menyarankan untuk mengembangkan lahan pertanian dengan tumpang sari dan tanaman hortikultura, sehingga petani dapat memperoleh penghasilan harian dan bulanan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan petani dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dan menjaga keberlanjutan pertanian di Bali.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/10/09/366792/Cegah-Alih-Fungsi-Sawah-Bukan...html