Yunita sempat meminta bantuan ke kelurahan, namun ditolak karena belum terdaftar sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), yang kini disebut Keluarga Miskin (Gamis). Baru tahun ini mereka terdaftar dan mendapat perhatian dari Pemkot. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mendatangi langsung keluarga tersebut dan menjanjikan keempat anak yang putus sekolah akan kembali mendapatkan pendidikan. Anak kelima juga dipastikan akan mulai sekolah tahun ini.
Selain bantuan pendidikan, keluarga juga mendapat bantuan barang kebutuhan pokok seperti sepeda, kasur, sembako, dan perlengkapan lainnya. Pemkot juga akan menangani kesehatan Choirul dan merencanakan tindakan medis untuk Yunita agar tidak kembali hamil. Eri menegaskan bahwa program bantuan sebenarnya sudah berjalan, namun keluarga tersebut kurang termotivasi. Kini Pemkot akan melakukan intervensi menyeluruh untuk memastikan kesejahteraan dan pendidikan anak-anak mereka terjamin.