Sutrisno menceritakan bahwa sejak kecil, Fitriani tinggal di Desa Lawoila bersama keluarganya. Pada tahun 2015, seorang pria yang dikenal dengan sebutan Rehan datang ke desa tersebut untuk bekerja. "Jadi, Rehan ini dari Jawa Timur. Dia datang merantau di Konda sini," katanya. Ia melanjutkan bahwa dalam perantauannya, Rehan menjalin asmara dan menikah dengan Fitriani di Desa Lawoila pada tahun 2015. Dari hasil pernikahan, mereka dikaruniai dua orang anak. Fitriani kemudian memilih meninggalkan kampung halamannya untuk mengikuti suaminya ke Jawa Timur di akhir tahun 2015.
Sutrisno menambahkan bahwa saat adiknya berada di Jawa Timur, mereka hanya berkomunikasi melalui telepon. Namun, komunikasi mereka terputus sekitar setahun lalu, tepatnya pada tahun 2022. "Terakhir komunikasi, adik saya minta dikirimkan berkas-berkas. Tapi saat saya mau kirim, saya tidak bisa lagi komunikasi," paparnya.
Terkait dengan informasi tewasnya adik tercintanya, Sutrisno mengaku mendapat informasi dari rekannya. Setelah mencari tahu lebih lanjut, ia memastikan bahwa korban adalah adik kandungnya. "Itu adik saya, namanya Fitriani. Saya ingat sekali saudara saya," tegasnya.
Saat ini, pihak keluarga hanya bisa pasrah dan menyerahkan semua kasus tersebut kepada pihak kepolisian. Mereka berharap agar pelaku dihukum seberat-beratnya.