Sebagai langkah konkret, DPC PKB Surabaya menyiapkan 8.167 saksi yang akan ditempatkan di seluruh tempat pemungutan suara (TPS). Ketua DPC PKB Surabaya, Musyafak Rouf, menegaskan bahwa kali ini tidak boleh ada TPS yang tanpa saksi dari PKB.
Musyafak juga menyebutkan adanya kekhawatiran terkait netralitas Presiden Joko Widodo dalam Pilpres, karena putranya, Gibran Rakabuming Raka, juga maju sebagai calon wakil presiden. Ia mengingatkan bahwa dalam proses awal pencalonan Gibran, Mahkamah Konstitusi pernah menghadapi dugaan pelanggaran kode etik oleh Ketua MK saat itu, Anwar Usman, yang juga paman Gibran.
Juru bicara AMIN, Abdul Rochim, menambahkan bahwa meskipun sudah ada pengawasan Bawaslu hingga tingkat TPS, kecurangan pemilu masih mungkin terjadi. Oleh karena itu, PKB menyiapkan saksi sejak dini dan akan bersinergi dengan partai koalisi untuk mengawal suara AMIN di Surabaya dan seluruh Indonesia.
Abdul Rochim optimistis dengan tren elektabilitas pasangan AMIN yang terus naik, bahkan kini sudah berada di posisi kedua, dari sebelumnya di posisi bawah. Khusus di Dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo), pasangan AMIN diprediksi memiliki peluang besar untuk menang karena popularitasnya yang tinggi di berbagai komunitas lokal.
Ia membandingkan kemunculan pasangan AMIN dengan saat awal munculnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi sebagai capres, yang juga awalnya memiliki elektabilitas kecil namun kemudian melonjak pesat.