1. Pemilihan calon mitra tidak memiliki Kerangka Acuan Kerja (KAK).
2. Tidak adanya naskah akademik terkait potensi pendapatan dari proyek tersebut.
3. Terdapat dua kali perubahan pengumuman terkait pemilihan calon mitra.
4. Tahapan verifikasi untuk pemilihan calon mitra belum jelas kapan akan dilaksanakan.
5. Mekanisme pemilihan diduga tidak jelas dan transparan.
6. Timeline pemilihan juga tidak jelas.
7. Tidak ada kejelasan mengenai waktu pembukaan berkas.
8. Berkas yang kurang masih ditunggu kelengkapannya, meskipun panitia telah menegaskan bahwa pendaftaran sudah ditutup, diduga ada unsur ketidakberesan.
9. Masa sanggah yang hanya satu hari dianggap tidak sesuai dengan praktik umum dalam kegiatan tender lainnya.
Taufik Khayat, seorang pengamat sosial masyarakat dan Ketua Relawan Buruh Sahabat Bobby Kota Medan, menyatakan bahwa dugaan ketidakberesan dalam pemilihan calon mitra ini merupakan tamparan keras bagi pemegang saham. Ia meminta agar Aparat Penegak Hukum (APH) mengusut tuntas masalah ini.
Taufik juga meminta pemegang saham untuk mengevaluasi kinerja direksi PT KIM, karena dianggap melakukan pembiaran terhadap kesemrawutan dalam pemilihan calon mitra. Ia menegaskan pentingnya evaluasi dan pencopotan direksi yang dianggap tutup mata terhadap dugaan ketidakberesan ini, agar tidak menjadi preseden buruk bagi PT KIM di mata masyarakat Sumatera Utara.
Hingga berita ini dimuat, Iqbal, panitia, dan Hita Tunggal, Direktur Operasional KIM, belum memberikan tanggapan melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan.