Simulasi terdiri dari lima tahap. Tahap I menunjukkan situasi pemungutan suara di mana dua warga mencoba mencoblos tanpa identitas yang benar, yang diatasi oleh Kapolsek. Tahap II menggambarkan perampokan kotak suara yang berhasil ditangani oleh personel pengamanan. Tahap III melibatkan penolakan massa terhadap hasil rekapitulasi suara, yang berujung pada kerusuhan. Tahap IV menunjukkan upaya massa untuk berunjuk rasa di depan kantor KPU, yang dihadapi oleh tim negosiator. Tahap V menggambarkan situasi ketika massa semakin marah dan berusaha mendekati komisioner KPU, yang kemudian diamankan.
Simulasi berakhir dengan sukses dan aman, menunjukkan kesiapan personel dalam menghadapi berbagai tantangan selama pemilu. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama yang melibatkan semua pihak terkait.