Laporan oleh Wildan Pratama
Senin, 6 November 2023 | 13:15 WIB
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) tengah berupaya mengeliminasi penyakit menular tuberkulosis (TBC). Hingga Oktober 2023, Dinkes Jatim telah menemukan dan mengobati pasien TBC sebanyak 74 persen, setara dengan lebih dari 87.000 kasus di seluruh Jawa Timur.
Dokter Erwin Astha Triyono, Kepala Dinkes Jatim, menyatakan bahwa target Jatim pada 2023 adalah mengeliminasi TBC sebesar 90 persen dari estimasi insiden 93.309 kasus. Menurut Erwin, meningkatnya kasus TBC di kabupaten/kota merupakan hal positif.
"Peningkatan penemuan kasus TBC menunjukkan kinerja dinkes kabupaten/kota semakin baik, karena semakin banyak yang ditemukan, semakin cepat untuk diobati, dan tingkat penularannya bisa diturunkan," kata Erwin kepada suasurabaya.net pada Senin (6/11/2023).
Upaya penemuan kasus TBC di Jawa Timur didukung dengan aplikasi yang diluncurkan oleh Dinkes Jatim, yaitu E-TIBI, yang merupakan aplikasi skrining TBC secara mandiri. Melalui aplikasi E-TIBI berbasis website, masyarakat bisa melakukan assessment diri sendiri untuk mengetahui apakah termasuk kelompok terduga TBC atau tidak. Masyarakat dapat mengaksesnya melalui tautan berikut: [E-TIBI](https://dinkes.jatimprov.go.id/assesment-tbc/public/).
Apabila masyarakat mendapatkan hasil assessment sebagai kelompok terduga TBC setelah mengisi E-TIBI, maka akan ada notifikasi yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh tim puskesmas setempat. "Ini bagian dari solusi untuk mengeliminasi TBC," katanya.
Berbagai langkah di Provinsi Jatim ini juga menjadi upaya untuk mengeliminasi dan bebas TBC secara nasional pada 2030, dengan target nasional sebesar 90 persen dari estimasi insiden 969.000 kasus. "Strategi penanggulangan TBC di Indonesia menggunakan pendekatan Temukan dan Obati Sampai Sembuh (TOSS)," ujar Erwin.
Sebelumnya, Provinsi Jatim menyandang predikat temuan kasus TBC tertinggi kedua secara nasional dengan jumlah 81.753 kasus sepanjang 2022.