Ketua Pemuda Desa Sungai Luar, Syafrizal, menjelaskan bahwa tradisi ini sudah ada sejak 1960-an. Seiring waktu, terjadi perubahan dalam pelaksanaannya, terutama pada alat musik pengiring arak-arakan pengantin yang dulunya sederhana kini diganti dengan sound system modern. Tradisi ini biasanya berlangsung mulai tengah malam, kecuali jika hujan. Meski sempat terhenti saat pandemi, kini kegiatan tersebut kembali rutin digelar atas inisiatif RT dan dukungan dana swadaya masyarakat, serta kompetisi antar-RT untuk mendorong partisipasi.
Namun, tidak semua pihak menyetujui kegiatan ini. Beberapa tokoh agama di Kecamatan Tempuling, misalnya, menyatakan penolakan karena menilai tidak pantas mengarak pengantin di malam hari.
Sementara itu, di Desa Pulau Palas, pelaksanaan Festival Pengantin Sahur mendapat apresiasi dari Pj Bupati Inhil, H. Herman, yang hadir langsung pada dini hari 31 Maret 2024. Ia menilai kegiatan ini positif dan berharap dapat menjadi agenda wisata nasional. Tradisi ini bertujuan membangunkan warga untuk sahur dengan mengarak pasangan pengantin dari berbagai RT dan dusun. Sebanyak 15 pasangan ikut berpartisipasi, dinilai berdasarkan penampilan dan dekorasi singgasananya. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua DPRD Inhil, Kapolsek, dan sejumlah pejabat daerah lainnya serta disaksikan ribuan masyarakat.
Sumber asli: https://www.datariau.com/detail/berita/disbud-riau-dukung-kegiatan-budaya-bagarakan-pengantin-sahur-di-inhil