Mekanisme itu masih dalam pembahasan bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya.
?Ç£Iya nanti saya koordinasikan lagi sama BPBD,?Ç¥ kata Yusuf Masruh Kepala Dispendik Kota Surabaya, Kamis (4/5/2023).
Menurut Yusuf, koordinasi itu tak hanya membahas detail penerapan kurikulum kebencanaan, tapi juga memudahkan proses penerapan sosialisasinya.
Harapan saya koordinasi sama teman-teman BPBD biar satu kompetensi pintunya, saya yang support anak-anak,ujarnya.
Meski kurikulum belum diterapkan, Kepala Dispendik Surabaya itu menjelaskan sosialisasi kebencanaan bagi pelajar SD dan SMP sudah berjalan. Terutama, memprioritaskan sekolah yang memiliki model bangunan bertingkat dan berlokasi di kawasan pesisir Kota Surabaya.
Setahu saya kebencanaan sudah jalan, UKS (Unit Kesehatan Sekolah), ketertiban atau trantibum, kebencanaan itu sudah jalan, ucapnya.
Nantinya garis besar kurikulum kebencanaan, bukan melatih siswa menjadi petugas penanganan, namun mengedukasi dan membangun kesadaran para pelajar soal tata cara evakuasi saat terjadi bencana alam.
Kemarin ada yang tanya kok anak-anak dilatih PMK, bukan begitu, tetapi anak-anak dilatih untuk mengamankan dirinya, ujar Yusuf.
Misalnya, ketika terjadi bencana gempa bumi, siswa harus mengetahui langkah awal penyelamatan diri, sekaligus mengetahui keberadaan titik aman untuk berlindung.
Sumber asli: https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2023/dispendik-bahas-wacana-kurikulum-kebencanaan-dengan-bpbd-surabaya/