Dinas Pendidikan Kota Surabaya meminta sekolah menjalankan empat kebiasaan mencegah bullying terhadap siswa.
Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya mengatakan, kebiasaan pertama, para guru harus cepat tanggap merespons lingkungan.
Artinya, memerhatikan perilaku siswa jika ada kerumunan saat jam istirahat. Termasuk kalau ada perubahan fisik mencolok setiap siswa.
?Ç£Kalau ada yang berkerumun maka mengerti penyebabnya, karena tidak ada kegiatan tanpa direncanakan. Ini adalah contoh dalam merespon lingkungan di sekolah,?Ç¥ kata Yusuf, Sabtu (30/9/2023).
Kedua, sekolah harus menerapkan manajemen kelas. Transisi perpindahan guru setiap jam pelajaran harus cepat sehingga tidak ada celah siswa melakukan hal negatif termasuk bullying.
?Ç£Jadi anak tidak ada kesempatan untuk mengganggu atau memprovokasi temannya.?á Ada guru piket dan wali kelas yang bisa membantu jika guru tersebut berhalangan hadir mengajar. Ini melibatkan semua guru di lingkungan sekolah, manajemen kelas dikelola agar tidak ada kelas kosong,?Ç¥ ujar dia.
Ketiga, aspek religi dan menanamkan jiwa nasionalisme kepahlawanan pada anak.
?Ç£(Keempat) sekolah juga mengembangkan program LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) untuk melatih dan mengontrol emosi siswa dengan belajar kekompakan dan kemandirian. Lalu membuat game (permainan) edukasi dimulai dari guru-guru, kita siapkan guru BK atau olahraga untuk membuat game bertemakan nasionalis dan berkebangsaan,?Ç¥ terangnya.