Hal itu disampaikan **Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara, Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Dr. Ing. Tri Winarno, S.T., M.T. Ing.**, dalam acara *ASEAN Ni, Cr, Mn, & Stainless Steel Industry Chain Summit 2023* di Discovery Kartika Plaza Hotel, Kuta, Badung, Bali, Selasa (28/11/2023).
“Perlu dukungan semua pihak supaya kita betul-betul bisa sampai ke tahap hilir. Sekarang ini kita baru menghasilkan barang setengah jadi. Kalau bentuknya sudah barang jadi, efek penggandanya (*multiplier effect*) akan lebih besar,” ujar Tri Winarno di hadapan lebih dari 200 peserta dari berbagai negara.
Kepada Nikel.co.id, Tri menjelaskan bahwa hilirisasi memang sudah berjalan secara berkesinambungan, tetapi masih sebatas menghasilkan bahan baku untuk pabrik atau produk setengah jadi. Ia menekankan perlunya investor yang masuk untuk mengembangkan industri barang jadi dalam waktu dekat.
Tri, yang mewakili Menteri ESDM **Arifin Tasrif**, juga mengingatkan bahwa jika produksi nikel mencapai lebih dari 275 ribu hingga 300 ribu ton, dalam waktu kurang dari 15 tahun harus ada penemuan cadangan baru.
Kementerian ESDM, lanjutnya, telah menyiapkan tiga langkah untuk mengantisipasi hal tersebut: **penugasan, perluasan, dan pelelangan** wilayah tambang.
“Dari sisi hulu, tugas ESDM (pertambangan & pengolahan) terkait nikel pada 2023 telah selesai dengan tersedianya seluruh bahan baku yang dibutuhkan untuk baterai kendaraan listrik dengan produksi MHP dan nikel matte,” pungkas Tri.
Sumber asli: https://nikel.co.id/2023/11/28/ditjen-minerba-esdm-hilirisasi-kita-sudah-bagus-tapi-belum-hasilkan-barang-jadi/