Bahan tersebut diproses menjadi serbuk magnetik dan reduced graphene oxide (rGO), yang mampu menyerap gelombang radar hingga -20 dB (lebih dari 99%). Permukaan antiradar didesain dengan sudut lancip agar gelombang elektromagnetik tidak terpantul kembali. Mashuri menekankan pentingnya faktor lingkungan dan pengaplikasian yang tepat agar efektivitas bahan tetap terjaga, terutama jika digunakan di laut.
Ia berharap inovasi ini segera diterapkan di sektor pertahanan agar Indonesia tak lagi bergantung pada teknologi luar negeri.
Sumber asli: https://surabayaonline.co/2024/03/27/dukung-teknologi-pertahanan-profesor-its-ciptakan-bahan-antiradar/