Eramet SA (Prancis) sedang menjajaki kemitraan dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. (China) untuk produksi nikel kelas baterai di Weda Bay, Indonesia, setelah rencana kerja sama dengan BASF (Jerman) senilai USD 2,6 miliar dibatalkan bulan lalu.
Pembahasan mencakup pasokan bijih nikel ke pabrik HPAL Huayou serta kemungkinan Eramet mengambil saham di pabrik Huafei, yang merupakan fasilitas HPAL terbesar di dunia.
Pembatalan proyek dengan BASF menunjukkan sulitnya perusahaan Barat membangun rantai pasokan bebas pengaruh China, sementara perusahaan China lebih cepat dan murah membangun pabrik, meski ada kekhawatiran soal pengelolaan limbah.
Di Indonesia, Huayou sudah mengoperasikan dua pabrik HPAL dan berencana membangun dua lagi bersama Vale (Brasil), sementara pemain lain seperti Nickel Industries (Australia), Harum Energy (Indonesia), dan Tsingshan (China) juga aktif membangun fasilitas serupa untuk memenuhi permintaan baterai kendaraan listrik.
Sumber asli: https://nikel.co.id/2024/07/10/eramet-dan-huayou-pertimbangkan-kemitraan-nikel-ev-di-indonesia/