Tindakan tersebut memicu berbagai asumsi di masyarakat, terutama di kalangan undangan yang hadir dalam acara tersebut. Eri Cahyadi mengundang beberapa tokoh penting untuk menjaga kedamaian dalam berpolitik. "Kalau saya bagaimana acara caleg, yang kita undang itu adalah ketua KUA, ketua pelajar Surabaya, ketua kelompok Cipayung," kata Eri kepada wartawan Surabaya Online.
Eri juga meminta masyarakat, khususnya yang hadir dalam acara politik, untuk mengoreksi setiap kalimat yang diucapkan. "Apa ada ngomong politik? Di kalimat acara itu tidak ada. Coba lihat kalimat-kalimat itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Eri menegaskan bahwa Pemkot Surabaya berkomitmen untuk tidak menggelar acara yang bermuatan politik. Ia juga telah menekankan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menjaga netralitas dalam politik. Eri merujuk pada UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yang menyatakan bahwa setiap pegawai ASN harus patuh pada asas netralitas dan tidak berpihak pada kepentingan tertentu.
"Kalau pemerintah kota harus netral. Acara kemarin itu tidak ada pembicaraan terkait komite, melainkan pembicaraan untuk membangkitkan anak-anak Surabaya untuk membangun kota Surabaya," kata Eri. Ia menambahkan bahwa anak-anak muda adalah generasi masa depan yang harus mengubah arah kebangsaan dan pemikiran.
Eri juga memberikan perumpamaan bahwa jika ada anggota DPRD yang elektabilitasnya terangkat, itu adalah hal biasa menjelang tahun politik. "Jangan sampai kegiatan seperti ini merusak pemikiran kaum pemuda. Jika ada pemikiran seperti itu, bisa merusak pemikiran kaum pemuda. Tidak ada kalimat itu, makanya pemuda banyak yang anti politik gara-gara orang-orang membawa pemuda ke arah negatif politik," tutup Eri.