Usai rapat paripurna, Eri Cahyadi mengingat perjuangan selama transisi COVID-19 dari 2021 hingga 2024. Ia menyatakan bahwa masa transisi tersebut merupakan catatan penting bagi warga Surabaya dalam upaya memulihkan keadaan pasca-pandemi. "Dari masa transisi COVID-19 yang lalu, saya merasa 2021-2024 adalah masa emas bagi warga Surabaya karena kerjasama antara Pemkot Surabaya dan DPRD yang luar biasa," ucapnya kepada wartawan.
Dalam pengesahan APBD 2024, Eri menekankan tiga poin penting yang menjadi fokus perubahan, yaitu pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. "Meskipun fokus juga pada infrastruktur kota Surabaya, kita juga memprioritaskan penyelesaian rumah sakit di Surabaya, seperti rumah sakit baru di Rungkut," kata Eri.
Ia juga menambahkan bahwa ketiga sektor tersebut akan dievaluasi kembali untuk pengadaan dana yang dikhususkan bagi sektor UMKM di tahun 2024, dengan terus melaksanakan program padat karya. "Selain itu, akan ada evaluasi untuk pendanaan sektor UMKM termasuk juga kemiskinan. Kami mulai melakukan penyelesaian kemiskinan dengan padat karya dari Juni hingga saat ini," ujarnya.
Eri berharap evaluasi dan pelaksanaan program padat karya dapat mencapai target baru dalam pengentasan kemiskinan di tahun 2024. "Target kita di 2024 adalah kemiskinan di bawah 2%," harapnya.
Ia juga menginformasikan bahwa pengesahan APBD 2024 di bidang infrastruktur akan digunakan untuk membenahi beberapa wilayah kampung RT/RW yang baru saja diresmikan. "Ada beberapa RT/RW yang baru saja diresmikan, mulai dari balai desanya hingga saluran air dan lampu jalan untuk penerangan sekitar," tegasnya.
Eri menambahkan, "Ke depan akan ada evaluasi lagi. Apalagi jika ada warga yang menyampaikan aspirasinya, itu akan kita periksa, saring, dan bantu satu per satu. Ini akan terus dilakukan secara bertahap."
Sumber asli: https://surabayaonline.co/2023/11/11/eri-pastikan-perubahan-apbd-2024-kota-surabaya-tak-pengaruhi-padat-karya/