Desa Latukan memiliki potensi untuk menghasilkan buah khas, yaitu buah Sunrise, serta berbagai varian semangka, termasuk semangka merah, semangka kuning, semangka inul kuning, dan varietas terbarunya, semangka inul merah. Wakil Bupati Lamongan, Abdul Rouf, menyatakan bahwa selain mengembangkan komoditas pangan seperti padi dan sorgum, Kabupaten Lamongan juga terus mengembangkan tanaman hortikultura, mulai dari sayuran hingga buah-buahan, dengan menerapkan sistem lahan sawah dan smart farming.
Festival Buah Latukan, yang diadakan pada Minggu, 8 Oktober, di Lapangan Desa Latukan, diharapkan dapat menjadi percontohan bagi daerah lain dalam mengembangkan agribisnis. Festival ini merupakan salah satu realisasi dari program prioritas Lumbung Pangan, yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan buah yang diproduksi sepanjang tahun dan memberikan nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.
Tejo, anggota gabungan kelompok tani (Gapoktan) Desa Latukan, menjelaskan bahwa di Kecamatan Karanggeneng, luas tanam semangka mencapai 45 hektar, dengan hasil panen mencapai 1.755 ton dan provitas rata-rata 35 kwintal per hektar. Meskipun ada penurunan luas tanam dan panen pada tahun 2023 akibat peralihan dari komoditas jagung, penjualan buah-buahan dari Desa Latukan sudah menembus pasar antar provinsi, dengan semangka didistribusikan hingga Provinsi Semarang dan Jakarta, sementara buah Sunrise masih dijual di wilayah Lamongan.
Festival buah ini dimulai dengan kegiatan wisata petik buah, dilanjutkan dengan pawai budaya dan kirab hasil bumi yang diikuti oleh 15 RT di Desa Latukan, dan ditutup dengan makan buah gratis yang menyediakan sekitar 10 ton buah-buahan.
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/festival-buah-latukan-lamongan/