Festival Ke-3 Gasing Siak, Alfedri Sebut Akan Bangun Venue

Wilayah
Riau
Kategori
Tidak ada
Penulis
HermansyahSabtu, 30 September 2023 20:01 WIB
Tanggal
2023-09-30
Views
1,105

Permainan ini, seperti halnya di wilayah Kepulauan Tujuh (Natuna), Kepulauan Riau, gasing telah ada jauh sebelum penjajahan Belanda.

Sedangkan di Sulawesi Utara, gasing mulai dikenal sejak 1930-an. Dimana permainan ini juga dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa.

Di Kota Siak Sri Indrapura sendiri gasing sudah ada sejak zaman Kerajaan Siak, kemudian mulai dipopulerkan di tengah masyarakat Melayu, di era 1970-1980-an.

Gasing sebuah permainan tradisional dari Melayu mulai meredup ditengah gemerlapnya permainan modern seperti Games Online, Mobile Legend, XbX, hingga Augmented Reality (AR).

Agar permainan tradisional ini tak hilang di telan zaman, Pemkab Siak melalui Dinas Pariwisata tahun ini, menyelenggarakan Festival ke-3 Gasing Siak. Dengan harapan festival gasing dapat kembali dilestarikan ditegah-tengah masyarakat Melayu.

Bupati Siak Drs H Alfedri MSi menyampaikan gasing salah satu olahraga tradisional yang akar sejarahnya berasal dari Budaya Melayu.

Dikatakan Alfedri, gasing saat ini sudah berkembang jauh dan dimainkan hingga ke negara lain seperti Malaysia bahkan sudah diperbincangkan di Negara Eropa.

"Kami mengapresiasi diselenggarakannya Festival Gasing Siak, dengan harapan dapat kembali dilestarikan salah satu olahraga tradisional orang melayu," kata Alfedri, Jumat (29/9/2023).

Dengan Festival Gasing ini, berharap kepada generasi muda bisa melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan olahraga gasing bukan hanya sekedar olahraga tradisional saja, tetapi dapat meningkatkan perekonomian warga.

"Alhamdulilah, dibukanya festival gasing ini, banyak pelaku UMKM kita yang jualan sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Siak," jelas Alfedri.

"Kita berkomitmen akan terus melaksanakan festival gasing ini setiap tahunnya, dan InsyaAllah akan kita bangun venue gasing di Siak," ujarnya.

Selain itu, Bupati Siak berharap kedepannya permainan gasing bisa diusulkan sebagai warisan budaya tak benda agar dapat di akui oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

"Untuk mengusulkan permainan gasing sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), seperti pantun yang di akui oleh UNESCO, jelas terlebih dahulu kita harus melakukan mengkaji hal tersebut," harapnya.

Bupati Siak H Alfedri MSi yang hadir pada malam itu, memakai baju batik Melayu warna putih perpaduan biru, dan lengkap memakai tanjak.

Usai membuka acara FGS, Alfedri sempat di tantang panitia untuk memainkan gasing.

"Sayo kecik-kecik dulu, biaso main gasing. Dah lamo tak main, ini sayo cubo mudah-mudahan gasing berputar tak terbalik, kepala di bawah," kata Alfedri.

Kepala Dinas Pariwisata Siak Tekad Perbatas Setia Dewa mengatakan Festival Gasing Siak, bertujuan untuk melestarikan olahraga tradisional agar tidak punah.

Sekaligus sarana promosi pariwisata dan muatan lokal, termasuk juga motivasi masyarakat terutama generasi muda untuk menumbuhkan minat dan belajar memainkan serta melestarikan budaya.

Sumber asli: https://www.datariau.com/detail/berita/festival-ke-3-gasing-siak--alfedri-sebut-akan-bangun-venue

Tags: festival tradisional permainan gasing siak