Meski baru terselenggara dua kali yakni pada tahun 2021 dan 2023, tradisi unik masyarakat untuk ungkapkan rasa syukur kepada Tuhan tersebut mendapat sambutan baik dari Pemerintah Kabupaten Lamongan.
Kelaman yang berasal dari bahasa jawa ?Ç£Kelem?Ç¥ yang artinya menggenang sawah dengan air yang cukup pada pagi atau petang menjadi upaya masyarakat setempat dalam mengelola lahan persawahan agar tanah menjadi subur.
Dikatakan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, saat membuka dan turut serta mengikuti Festival Keleman 2 di Perkemahan Bumi Moronyamplung, Sabtu (16/9/2023), diiharapkan festival ini tidak hanya menjadi sekedar tradisi masyarakat setempat, melainkan dapat mengungkit perekonomian masyarakat dengan berbagai kegiatan yang menarik wisatawan.
?Ç£Keinginan kita semua, supaya festival ini bisa menggerakkan kehidupan ekonomi, dan gairahkan masyarakat untuk terus bersemangat dalam membangun, terima kasih dan mudah-mudahan ini akan terus semakin baik dari tahun ke tahun yang akan datang,?Ç¥ kata Pak Yes sapaan akrab Bupati Lamongan.
Tak hanya itu, festival yang dibalut arak-arakan sebanyak 20 gunungan dengan menempuh jarak sejauh 1,5 km mengelilingi desa dan tersedianya 20 tumpengan dari masing-masing RT menjadi wujud syukur masyarakat kepada Tuhan atas tersedianya air bersih, kesuburan tanah, serta hasil panen yang melimpah.
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/festival-keleman-di-desa-moronyamplung-lamongan-pengungkit-perekonomian-masyarakat/