Meski begitu, Meidy menyoroti bahwa sebagian besar smelter di Indonesia masih dikuasai Tiongkok, dengan produk intermediate yang diekspor untuk diolah lebih lanjut. Ia juga menyebut harga nikel saat ini sangat rendah di pasar global.
Di sisi lain, Staf Kementerian ESDM Wezy Ferlianta melaporkan peningkatan investasi nikel sebesar 32% dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 125% pada 2023. Peningkatan ini, terutama di Sultra, dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Sumber asli: https://nikel.co.id/2024/03/28/fgd-apni-dan-bank-indonesia-bahas-perkembangan-sektor-pertambangan-nikel/