Acara ini diikuti 1.700 petani hutan dari 27 kabupaten/kota yang tergabung dalam Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Kelompok Tani Hutan (KTH), dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Dalam sambutannya, Khofifah mengapresiasi kontribusi para petani hutan terhadap pembangunan sektor kehutanan di Jawa Timur. Ia menyebut, capaian Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) KTH Jatim tahun 2023 sudah mencapai Rp170 miliar, tertinggi secara nasional.
Selain itu, luas Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) di Jatim mencapai 188.370,98 hektare—juga yang terbesar di Indonesia. Jumlah petani penggarap mencapai 129.627 KK.
Khofifah menyebut, 380 kelompok sudah memperoleh akses legal pemanfaatan hutan sosial, dengan 765 KUPS terbentuk. Dua di antaranya berstatus Platinum (ekspor internasional), 34 Gold, 369 Silver, dan 360 Blue.
“Kelompok ini adalah start up yang harus didukung agar usahanya berorientasi ekspor,” kata Khofifah.
Beberapa komoditas Jatim sudah menembus pasar luar negeri, seperti kopi agroforestri bermerek Javeast Coffee yang diekspor ke Mesir senilai Rp6,2 miliar, rajangan daun talas ke Australia, AS, Inggris, dan UEA, hingga gula aren cair ke Kanada.
Jatim memiliki 5.370 KTH (239.346 KK) dan 1.829 LMDH (544.050 KK). Berdasarkan data BPS Maret 2023, kemiskinan ekstrem di Jatim turun menjadi 0,82%.
Khofifah menegaskan, keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama semua pihak. Ia juga mengapresiasi inisiasi desa devisa dan desa wisata yang banyak dikelola kelompok perhutanan sosial.
Acara ini juga menampilkan produk petani seperti kopi agroforestri, porang, talas, madu hutan, olahan mangrove, kerajinan bambu, dan kerajinan limbah kayu.
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/gubernur-khofifah-buka-jambore-perhutanan-sosial-jatim-tahun-2023-di-mojokerto/