Acara tersebut dihadiri berbagai pemangku kepentingan utama antara lain OPD Pemprov Jatim, Polres Batu, Korem 083/Baladhika Jaya, Perum Jasa Tirta I, BBWS Brantas, BBWS Bengawan Solo, BBPJN Jatim-Bali, dan Basarnas.
Dalam arahan Khofifah, seluruh pihak termasuk Bupati/Walikota se-Jatim diinstruksikan untuk segera mengambil tindakan dalam mempersiapkan potensi dampak El Nino dan kemungkinan banjir. Hal ini mencakup penerapan langkah-langkah mitigasi, strategi pencegahan, dan penetapan program respons cepat.
Urgensi persiapan tersebut dipertegas dengan prakiraan BMKG yang menyebutkan akan terjadi hujan dengan intensitas signifikan pada minggu kedua atau ketiga bulan November. Dengan secara proaktif mengatasi potensi risiko, pemerintah dan otoritas setempat dapat menjamin keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur.
?Ç£Apel kesiapsiagaan ini kita gelar dalam rangka menghadapi El Nino sekaligus potensi banjir. Kita harus terus meningkatkan kehati-hatian dan mitigasi harus dilakukan lebih komprehensif,?Ç¥ katanya.
Khofifah secara aktif bekerjasama dengan lembaga-lembaga utama seperti BNPB, Basarnas, dan BMKG untuk terus memperbarui dan meningkatkan upaya mitigasi sebagai respons terhadap musim kemarau yang berkepanjangan. Semula, puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Agustus. Namun dampak perubahan iklim global mengharuskan periode ini diperpanjang hingga November.