Selain itu, selama masa pancaroba (Maret-Mei 2024), BMKG meminta kewaspadaan terhadap potensi angin kencang, hujan deras singkat, dan puting beliung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali turut mengimbau masyarakat untuk melakukan budidaya pertanian yang hemat air, mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan tidak melakukan pembakaran tanpa pengawasan, serta memperbarui informasi cuaca dari kanal resmi BMKG. Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, terjadi 107 kasus karhutla dan 41 bencana kekeringan di Bali. Berdasarkan analisis BMKG, Bali telah memasuki musim kemarau secara bertahap sejak pertengahan Maret 2024, dengan puncaknya diperkirakan pada Juli-Agustus 2024.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2024/03/25/393360/Hadapi-Musim-Kemarau,BMKG-Denpasar...html