KH. Deden menjelaskan pola menghafal Al-Qur’an yang saat ini berkembang, di antaranya yang menargetkan jumlah juz yang dihafal namun hafalannya tidak bertahan lama, dan yang fokus pada hafalan yang mutqin (kuat dan melekat). Ia menegaskan keduanya baik, mengutip sabda Rasulullah SAW: "Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an."
KH. Muhammad Nuh yang juga Penasehat Alumni Ma’had Maryam Al-Khol menyampaikan pesan inspiratif, bahwa di tengah konflik di Palestina, para pejuang mendapatkan semangat dari kedekatan dengan Al-Qur’an, dan bahwa perbaikan bangsa Indonesia harus dimulai dari Al-Qur’an dan orang-orang yang dekat dengannya.
Ustadzah Sa’adah Mukhtar, Lc Al-Hafizhah, Pimpinan Lembaga Tahfizh Maryam Al-Khol, menyatakan lembaganya telah menghasilkan lebih dari 200 hafizhah dan terus berupaya membentuk hafizhah-hafizhah kebanggaan Sumatera Utara.
(Reporter: Anto / Editor: Supriadi)