Laporan oleh Wildan Pratama
Rabu, 15 November 2023 | 22:02 WIB
Iksan Sekuter, musisi asal Jawa Timur, turut hadir dalam aksi "Mimbar Bebas Mahasiswa Bersama Rakyat Selamatkan Demokrasi" di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya pada Rabu malam, 15 November 2023. Dalam acara tersebut, Iksan memberikan hiburan kepada puluhan mahasiswa yang masih bertahan meskipun jumlah massa menyusut. Lagu-lagu Iksan dengan lirik khasnya berhasil menghidupkan suasana kampus di malam hari.
Di sela penampilannya, Iksan menyampaikan pesan kepada para mahasiswa, "Apapun perbedaan pilihan kita, politiknya, calonnya, presidennya, lagu kita masih sama, Indonesia Raya." Lagu-lagu seperti "Partai Anj**ng," "Pulang," "Rindu Sahabat," dan "Bingung" menggugah semangat para penonton di tengah redupnya malam.
Sebelumnya, ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa berkumpul di halaman kampus Unitomo untuk acara bertajuk "Tolak Politik Dinasti dan Tuntaskan Pelanggaran HAM." Acara ini diwarnai dengan berbagai poster dan banner yang berisi kritik terhadap Presiden Joko Widodo, termasuk spanduk dengan karikatur Presiden dan tulisan "Jokowi Tidak Dewasa Berdemokrasi." Selain itu, terdapat foto aktivis hak asasi manusia (HAM) almarhum Munir Said Thalib dengan tulisan "Kami Lelah Dengan Kekerasan."
Masyarakat dan mahasiswa juga menandatangani papan petisi yang menolak politik dinasti dan menuntut penyelesaian pelanggaran HAM. Meskipun beberapa tokoh nasional yang dijadwalkan hadir, seperti Yenni Wahid dan Butet Kartaredjasa, batal hadir, mimbar bebas yang dimulai pada sore hari tetap menarik antusiasme masyarakat.
Sri Munah, seorang warga Demak berusia 57 tahun, mengaku datang ke Unitomo karena mendapat kabar dari keponakannya yang kuliah di sana. "Di kampung belum ada acara begini, dan idenya sesuai hatiku. Kalau lihat TV gemes juga hatiku, makanya pingin lihat suara orang lain yang memang menolak politik dinasti ini," ungkap pensiunan perusahaan rokok tersebut.
Hendrik Rara Lunggi, Ketua BEM Unitomo, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi mahasiswa di Jawa Timur untuk melawan politik dinasti dan mendorong penuntasan pelanggaran HAM. "Kami ingin memberikan suatu gerakan yang besar dari seluruh Jawa Timur dengan berkumpul di Surabaya dan menyuarakan penolakan politik dinasti ini bersama-sama," ujarnya.