Rafli merasa bangga terlibat dalam proyek aplikasi alih bahasa yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. KBKM tahun ini berlangsung di Kabupaten Belitung Timur dari 10 Oktober hingga 9 November, dengan 98 peserta yang terlibat dalam berbagai tim. Rafli dan timnya fokus pada revitalisasi bahasa Sawang, yang terancam punah karena generasi muda lebih memilih menggunakan bahasa Melayu-Belitung.
Sebagai upaya revitalisasi, mereka mengembangkan kamus digital bernama BASKARA, yang mengumpulkan lebih dari 1.000 kosakata bahasa Sawang beserta audio pengucapannya. Proses pengumpulan dilakukan melalui riset dan wawancara langsung dengan penutur bahasa Sawang. Meskipun mengalami kendala dalam komunikasi, Rafli merasa berinteraksi dengan masyarakat Sawang memberikan pelajaran berharga tentang kebahagiaan dan kesederhanaan.
Rafli berharap proyek yang mereka buat dapat berlanjut dan berkontribusi pada pemajuan kebudayaan dengan menggabungkan kemajuan teknologi dan kearifan lokal. Pengalaman berinteraksi dengan 97 kaum muda dari seluruh Indonesia juga menjadi momen yang mengesankan baginya.
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/ikuti-kemah-budaya-kaum-muda-mahasiswa-unair-inisiasi-kamus-digital/