Ziza, sapaan akrabnya, mengaku sangat senang dan bangga. Pasalnya, tidak semua mahasiswa bisa lolos dalam program riset kolaborasi internasional itu. Terlebih lagi, ia berkesempatan melakukan penelitian langsung di laboratorium luar negeri berstandar internasional.
?Ç£Sangat senang tentunya karena berkesempatan untuk melakukan riset di laboratorium yang fasilitasnya sudah standar internasional. Selain itu, kesempatan untuk merantau ke luar negeri tentunya menjadi sesuatu yang akan sangat berkesan,?Ç¥ beber Ziza. Rabu, (20/9/2023).
Tentang Penelitian
Pada Unair News, Ziza menerangkan penelitian yang ia usulkan. Mahasiswi asal Malang itu mengusung penelitian bertajuk Bioteknologi Rekayasa Genetika: Deteksi bakteri Edwardsiella menggunakan CRISPR Cas12a pada Ikan.
Ia bercerita, latar belakang dari penelitian itu adalah keberadaan bakteri patogen Edwardsiella kerap menjadi penyebab utama kematian massal pada ikan. Apalagi, bakteri tersebut memiliki efek infeksi yang begitu tinggi hingga mencapai 100 persen.
?Ç£Untuk background penelitiannya karena Edwardsiella ini merupakan bakteri patogen yang seringkali menyebabkan kematian massal pada ikan. Hal itu karena tingkat infeksinya sangat tinggi hingga mencapai 100 persen,?Ç¥ papar Ziza.
Akan tetapi, sambung Ziza, dalam proses diagnosis bakteri penyebab kematian ikan itu masih terdapat berbagai kendala. Karena itu, dia mengusung teknologi Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR) dalam proses diagnosis tersebut.
?Ç£Dengan adanya teknologi CRISPR ini, harapannya proses diagnosis Edwardsiella dapat menjadi lebih cepat. Selain itu, proses identifikasi harapannya juga bisa lebih detail tingkat klasifikasinya hingga pada tingkat spesies,?Ç¥ tambahnya.
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/ikuti-program-riset-di-thailand-mahasiswa-unair-deteksi-bakteri-ikan/