Wahyudi menyoroti posisi Indonesia yang masih berada di peringkat keempat dunia dalam produksi produk halal, menunjukkan perlunya peningkatan signifikan. Ia menekankan bahwa konsep halal tidak hanya dikelola oleh instansi keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), tetapi harus menjadi perhatian semua pihak.
Halal Identik dengan Kesehatan
Menurut Aria, mendukung produk-produk halal adalah bentuk implementasi kesehatan. Produk halal diyakini berdampak baik bagi tubuh dan jiwa manusia. "Halal itu tidak sekadar merepresentasi tentang agama, karena halal itu identik dengan kesehatan. Makanya, orang-orang di beberapa negara juga mencari yang halal, mencari makanan yang sehat, bahkan sampai fashion seperti hijab," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa di negara-negara lain seperti Jepang dan Korea, acara semacam pameran halal (halal expo) sudah sering digelar, menunjukkan bahwa kesadaran akan produk halal telah meluas secara global sebagai preferensi gaya hidup.
Sumber asli: https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2024/industri-halal-bukan-hanya-tentang-agama-tapi-gaya-hidup-sehat/